Hari itu saya bangun agak kesiangan karena tidur terlalu malam. Begitu bangun, saya langsung menuju kamar mandi untuk bersih-bersih kemudian mengambil wudlu dan shalat subuh. Setelah salat, saya duduk sebentar untuk merencanakan apa yang ingin saya kerjakan hari ini. Kemudian muncullah ide untuk mengunjungi perpustakaan daerah, tempat dimana banyak buku yang bisa saya baca.

Tak menunggu lama, pagi itu setelah mandi dan makan saya langsung menggeber motor metuju perpustakaan daerah. Saya berniat mencari buku pidato bahasa jawa, karena saat itu saya sedang semangat-semangatnya belajar bahasa jawa. Jarak rumah saya hingga perpustakaan sekitar 8 km dan saya tempuh dalam 15 menit.

Sesampainya di perpustakaan, saya mulai mencari kesana-kemari buku yang saya maksud. Mulai dari sudut kiri rak hingga sudut kanan, dari bagian atas hingga bawah, dari bagian depan hingga belakang. Namun setelah semua bagian saya jelajahi, saya tak menemukan buku yang saya cari, mungkin sedang dibaca atau dipinjam orang lain. Saya mulai putus asa dan kecewa hingga akhirnya saya melihat sebuah buku bersampul biru di sebuah rak yang bertuliskan "Wawancara dengan Pebisnis Dunia".

Peter Lynch
Peter Lynch

Dalam buku tersebut terdapat tanya jawab dengan beberapa pebisnis sukses dunia, dan salah satunya adalah Peter Lynch. Saya hanya membaca bagian wawancara dengan Peter Lynch, karena membahas tentang dunia saham yang juga saya gelui sejak lama. Tanya jawab antara penulis dengan Peter Lynch disajikan dalam sekitar 20 halaman buku yang dapat saya sarikan kesimpulannya sebagai berikut.

  • Untuk menghasilkan keuntungan yang besar harus melakukan investasi jangka panjang
  • Perhatikanlah 5 atau 6 perusahaan yang anda tahu dengan jelas bisnisnya, dan belilah sahamnya ketika terkoreksi
  • Perhatikan pesaing berat dari perusahaan yang sahamnya anda beli
  • Investor individu dan investor korporasi memiliki kesempatan yang sama dalam mendulang keuntungan di pasar modal
  • Investor individu memiliki kebebasan yang lebih luas dalam membeli saham karena jumlah assetnya umumnya tidak sebanyak investor korporasi

Dari beberapa poin di atas, saya paling suka poin nomor 2. Memang untuk dapat menghasilkan keuntungan (baik jangka pendek atau panjang) kita harus mengetahui dengan jelas bisnis perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya.

Saya punya contoh saham ADRO, perusahaan batu bara dengan aset terbesar di Indonesia saat tulisan ini dibuat. Telah sejak lama saya mempelajari ADRO, hingga saya paham betul faktor apa saja yang akan mempengaruhi kenerja dari perusahaan tersebut. Salah satu yang mempengaruhi adalah harga minyak dunia, dimana kenaikan harga minyak akan turut mengangkat harga batu bara dan otomatis keuntungan perusahaan meningkat.

Saya juga paham betul pergerakan saham ADRO karena setiap hari saya pantau dan saya pelajari. Mungkin orang yang bertrading ria di ADRO juga itu-itu saja sehingga kadang memiliki pola yang serupa. 

Telah sering terjadi saya memperolah keuntungan dari saham ADRO. Bahkan lebih dari 50% keuntungan yang selama ini saya peroleh berasal dari saham bara ini. Oleh karena itu saya sangat setuju dengan pendapat Peter Lynch di atas yang mengharuskan memahami bisnis dan tingkah laku saham sebelum membelinya. Memahami 5 atau 6 saham telah cukup, karena apabila kebanyakan justru akan membuat kepala pusing hehehe.

Peter Lynch yang hebat, dengan mengandalkan kemampuan analisis dan keberuntunganya itu, beliau mampu mengembangkan asset senilai USD 20 juta menjadi USD 14 milyar dari tahun 1977 hingga 1990 semasa menjadi analis di Fidelity Magellan. Bila dihitung-hitung, rerata keuntungannya sekitar 29% per tahun, lebih besar dari semua Mutual Fund lain di masanya.

Akhirnya saya tidak menemuan buku pidato bahasa ajawa yang saya incar, namun saya menemukan buku lain yang justru sangat bermanfaat untuk saya praktekkan di dunia saham.